Selasa, 21 Desember 2010

belajar membuat case study

Anaku Kenapa Terjadi ?
Oleh : Sobari, S.Pd

Sebagai penerapan dari pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh dari hasil kegiatan KKG BERMUTU saya mencoba membuat seperangkat rencana pelaksanaan pembelajaran serta mempersiapkan alat dan media pembelajaran.
Pembelajaran yang akan saya laksanakan pagi itu adalah mata pelajaran matematika, materi pengolahan data dengan indikator mengumpulkan dan menyajikan data dalam bentuk tabel, diagram batang dan diagram lingkaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan bahwa setelah mengikuti pembelajaran tersebut siswa dapat mengumpulkan, mambaca dan menyajikan data jarak dari rumah ke sekolah, umur, berat, dan tinggi badan badan siswa kelas 6. Kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kontekstual learning model kooperatif learning dimana siswa secara langsung mengumpulkan data dengan cara menanyakan kepada siswa lain dan mengolah data secara diskusi kelompok dan pada akhir kegiatan utama adalah penyajian data dan persentasi hasil kerja kelompok.
Hari itu saya berangkat dengan penuh semangat dan harapan pembelajaran hari itu berhasil, tiba saatnya pukul 07.00 bel masuk dibunyikan, siswa berbaris di depan kelas ketua kelas melakukan tugas seperti biasanya yang dilakukan setiap pagi sebelum masuk ke dalam kelas, sayapun berdiri di hadapan mereka. Setelah siswa selesai berdoa, saya memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam serta menyapa seluruh siswa kemudian mengecek kehadiran siswa, dilanjutkan dengan memberikan motivasi sebagai upaya untuk memusatkan perhatian siswa.
Pada tahap apersepsi saya tanyakan tahukah apa pekerjaan wartawan ? secara serempak siswa menjawab bahwa pekerjaan wartawan adalah mencari dan mengumpulkan berita. Lalu saya bertanya lagi setelah berita terkumpul apa yang dilakukan ? siswa diam nampaknya berfikir, sayapun memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, setelah beberapa saat ada siswa yang menjawab menyiarkannya di koran atau majalah. Saya tidak menyalahkan jawaban siswa tetapi saya bertanya lagi apa kata lain dari menyiarkan di koran, mereka tampaknya belum menemukan istilah menyajikan berita, saya menjelaskannya dalam upaya memberi penegasan, mendengar penjelasan yang saya sampaikan rupanya mereka mengerti. Langkah selanjutnya adalah menyampaikan rencana belajar termasuk tujuan yang ingin dicapai, dan untuk meyakinkan apakah maksud yang saya sampaikan, bertanya apakah kalian memahami maksud yang bapak sampaikan. Para siswa mengganggukan kepala sebagai tanda dapat menangkap maksud.
Tahap beriktnya siswa dikelompokan menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 3 angota setelah mereka mendapat tugas, siswa dalam kelompok mulai beraksi mengerjakan tugas yang diberikan. Saya berkeliling ketiap kelompok sambil memberikan bimbingan dan mengarahkan kepada hal yang perlu.
Setelah pekerjaan dianggap selesai, tiap kelompok diminta untuk menempelkan hasil pekerjaannya masing-masing di papan tulis, karena tulisan siswa kecil maka siswa dipersilahkan beberapa saat untuk melihat sajian di papan tulis maju ke depan mendekati papan tulis. Selanjutnya siswa dipersilahkan duduk kembali ke tempatnya masing-masing dengan formasi tidak berkelompok tapi berdekatan. Salah seorang dari kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya, siswa lain memperhatikan.
Tahap selanjutnya saya memberikan tanggapan atas presentasi masing-masing kelompok serta membimbing untuk membuat kesimpulan.
Di akhir pembelajaran saya melakukan refleksi bersama dan penilaian dengan cara lisan, dari hasil refleksi ternyata siswa sangat senang dengan pembelajaran hari itu dan kesimpulan penilaian saya memutuskan bahwa pembelajaran yang saya lakukan cukup berhasil karena pada umumnya siswa dapat menjawab pertanyaan yang saya ajukan, walaupun pada pertanyaan yang menyangkut perhitungan persentasi pada diagram hanya 4 orang siswa saja yang dapat menjawab, hasil pengamatan menunjukan seluruh siswa terlibat aktif dalam kegiatan. Sebelum menutup pembelajaran saya memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah. Dengan ucapan alhamdulillah pembelajaran matematika saat itu saya akhiri dilanjutkan dengan pelajaran lainnya.


Refleksi :
Pada umumnya saya merasa bahwa pembelajaran yang saya lakukan cukup berhasil Cuma tetap mengganjal adalah mengapa pada perhitungan persentase siswa masih kesulitan apa yang menjadi penyebabnya???? Kenapa ini terjadi padahal saya sudah memberikan materi ini di awal semester pertama ini bahkan hampir menghabiskan waktu di luar porsi seharusnya ?

Rabu, 23 Desember 2009

sekedar telaah

Bolehkah Mengikuti Natal Bersama dan Tahun Baru ?
Penyusun: Ummu Aiman
Muraja’ah: Ustadz Abu Salman
Setiap bulan Desember umat nasrani merayakan hari raya agama mereka, yaitu Hari Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember. Mendekati bulan ini, beberapa sudut pertokoan mulai ramai dengan hiasan natal. Supermarket-supermarket yang mulanya sepi-sepi saja, kini dihiasi dengan pernak-pernik natal. Media massa pun tidak ketinggalan ikut memeriahkan hari raya ini dengan menayangkan acara-acara spesial natal.
Disudut kampus, seorang mahasiswi berkerudung menjabat tangan salah seorang teman wanitanya yang beragama nasrani sambil berkata, “Selamat Natal ya…” Aih-aih, tidak tahukah sang muslimah ini bagaimana hukum ucapan tersebut dalam syariat Islam?
Saudariku, banyak sekali umat Islam yang tidak mengetahui bahwa perbuatan ini tidak boleh dilakukan, dengan tanpa beban dan tanpa merasa berdosa ucapan selamat natal itu terlontar dari mulut-mulut mereka. Mereka salah kaprah tentang toleransi beragama sehingga dengan gampang dan mudahnya mereka mengucapkan selamat natal pada teman dan kerabat mereka yang beragama nasrani. Lalu bagaimana sebenarnya pandangan islam dalam perkara ini? Berikut ini adalah bahasan seputar natal yang disusun dari beberapa fatwa ulama.
Natal Menurut Islam
Peringatan Natal, memiliki makna ‘Memperingati dan mengahayati kelahiran Yesus Kristus’ (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas terbitan Balai Pustaka). Menurut orang-orang nasrani, Yesus (dalam Islam disebut dengan ‘Isa) dianggap sebagai anak Tuhan yang lahir dari rahim Bunda Maria. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan syariat Islam yang mengimani bahwa Nabi ‘Isa ‘alaihis sallam bukanlah anak Tuhan yang dilahirkan ke dunia melainkan salah satu nabi dari nabi-nabi yang Allah utus untuk hamba-hamba-Nya.
Allah Ta’ala berfirman dalam QS Maryam: 30 yang artinya, “Isa berkata, ‘Sesungguhnya aku ini adalah hamba Allah (manusia biasa). Dia memberikan kepadaku Al Kitab (Injil) dan menjadikanku sebagai seorang Nabi.’”
Wahai Saudariku, maka barangsiapa dari kita yang mengaku bahwa dirinya adalah seorang muslim, maka ia harus meyakini bahwa ‘Isa adalah seorang Nabi yang Allah utus menyampaikan risalah-Nya dan bukanlah anak Tuhan dengan dasar dalil di atas.
Tentang Ucapan Selamat Natal
Atas nama toleransi dalam beragama, banyak umat Islam yang mengucapkan selamat natal kepada umat nasrani baik kepada kerabat maupun teman. Menurut mereka, ini adalah salah satu cara untuk menghormati mereka. Ini alasan yang tidak benar, sikap toleransi dan menghormati tidak mesti diwujudkan dengan mengucapkan selamat kepada mereka karena di dalam ucapan tersebut terkandung makna kita setuju dan ridha dengan ibadah yang mereka lakukan. Jelas, ini bertentangan dengan aqidah Islam.
Ketahuilah saudariku, hari raya merupakan hari paling berkesan dan juga merupakan simbol terbesar dari suatu agama sehingga seorang muslim tidak boleh mengucapkan selamat kepada umat nasrani atas hari raya mereka karena hal ini sama saja dengan meridhai agama mereka dan juga berarti tolong-menolong dalam perbuatan dosa, padahal Allah telah melarang kita dari hal itu:
Dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS Al Maidah: 2)
Ketahuilah wahai saudariku muslimah, ketika seseorang mengucapkan selamat natal kepada kaum nasrani, maka di dalam ucapannya tersebut terdapat kasih sayang kepada mereka, menuntut adanya kecintaan, serta menampakkan keridhaan kepada agama mereka. Seseorang yang mengucapkan selamat natal kepada mereka, sama saja dia setuju bahwa Yesus adalah anak Tuhan dan merupakan salah satu Tuhan diantara tiga Tuhan. Dengan mengucapkan selamat pada hari raya mereka, berarti dia rela terhadap simbol-simbol kekufuran. Meskipun pada kenyataannya dia tidak ridha dengan kekafiran, namun tetap saja tidak diperbolehkan meridhai syiar agama mereka, atau mengajak orang lain untuk memberi ucapan selamat kepada mereka. Jika mereka mengucapkan selamat hari raya mereka kepada kita, hendaknya kita tidak menjawabnya karena itu bukan hari raya kita, bahkan hari raya itu tidaklah diridhai Allah.
Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan, adapun ucapan selamat terhadap simbol-simbol kekufuran secara khusus disepakati hukumnya haram misalnya mengucapkan selamat atas hari raya atau puasa mereka dengan mengatakan, ‘Hari yang diberkahi bagimu’ atau ‘Selamat merayakan hari raya ini’, dan sebagainya. Yang demikian ini, meskipun si pengucapnya terlepas dari kekufuran, tetapi perbuatan ini termasuk yang diharamkan, yaitu setara dengan ucapan selamat atas sujudnya terhadap salib, bahkan dosanya lebih besar di sisi Allah dan kemurkaan Allah lebih besar daripada ucapan selamat terhadap peminum khamr, pembunuh, pezina, dan lainnya dan banyak orang yang tidak mantap pondasi dan ilmu agamanya akan mudah terjerumus dalam hal ini serta tidak mengetahui keburukan perbuatannya. Barangsiapa mengucapkan selamat kepada seorang hamba karena kemaksiatan, bid’ah, atau kekufuran, berarti dia telah mengundang kemurkaan dan kemarahan Allah.
Dengan demikian, tidaklah diperkenankan seorang muslim mengucapkan selamat natal meskipun hanya basa-basi ataupun hanya sebagai pengisi pembicaraan saja.
Menghadiri Pesta Perayaan Natal
Hukum menghadiri pesta perayaan natal tidak jauh bedanya dengan hukum mengucapkan selamat natal. Bahkan dapat dikatakan bahwa hukum menghadiri perayaan natal lebih buruk lagi ketimbang sekedar memberi ucapan selamat natal kepada orang kafir karena dengan datang ke perayaan tersebut, maka berarti ia ikut berpartisipasi dalam ritual agama mereka. Dan dengan menghadiri pesta perayaan tersebut berarti telah memberikan kesaksian palsu (Syahadatuzzur) terhadap ibadah yang mereka lakukan dan ini dilarang dalam agama Islam (lihat Tafsir Taisir Karimirrahman, Surat Al Furqon ayat 72).
Allah berfirman yang artinya:
Katakanlah: “Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamu, dan untukkulah agamaku.”
Maka Saudariku, seorang muslim diharamkan untuk hadir pada perayaan keagamaan di luar agama islam baik ia diundang ataupun tidak.
Hukum Merayakan Tahun Baru
Beberapa hari setelah natal berlalu, masyarakat mulai disibukkan dengan persiapan menyambut tahun baru masehi pada tanggal satu Januari. Bagaimana Islam memandang hal ini?
Saudariku, Allah telah menganugerahkan dua hari raya kepada kita, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha dimana kedua hari raya ini disandingkan dengan pelaksanaan dua rukun yang agung dari rukun Islam, yaitu ibadah haji dan puasa Ramadhan. Di dalamnya, Allah memberi ampunan kepada orang-orang yang melaksanakan ibadah haji dan orang-orang yang berpuasa, serta menebarkan rahmat kepada seluruh makhluk.
Ukhti, hanya dua hari raya inilah yang disyariatkan oleh agama Islam. Diriwayatkan dari Anas radhiallahu ‘anhu bahwa ia berkata, “Ketika Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya yang mereka bermain-main di hari raya itu pada masa jahiliyyah, lalu beliau bersabda: ‘Aku datang kepada kalian sedangkan kalian memiliki dua hari raya yang kalian bermain di hari itu pada masa jahiliyyah. Dan sungguh Allah telah menggantikannya untuk kalian dengan dua hari yang lebih baik dari keduanya, yaitu hari raya Idul Adha dan idul Fitri.’” (Shahih, dikeluarkan oleh Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’I, dan Al-Baghawi)
Maka tidak boleh umat Islam memiliki hari raya selain dua hari raya di atas, misalnya Tahun Baru. Tahun Baru adalah hari raya yang tidak ada tuntunannya dalam Islam. Disamping itu, perayaan Tahun Baru sangat kental dengan kemaksiatan dan mempunyai hubungan yang erat dengan perayaan natal. Lihatlah ketika para remaja berduyun-duyun pergi ke pantai saat malam tahun baru untuk begadang demi melihat matahari terbit pada awal tahun, kebanyakan dari mereka adalah berpasang-pasangan sehingga tentu saja malam tahun baru ini tidak lepas dari sarana-sarana menuju perzinaan. Jika tidak terdapat sarana menuju zina, maka hal ini dapat dihukumi sebagai perbuatan yang sia-sia. Ingatlah saudariku, ada dua kenikmatan dari Allah yang banyak dilalaikan oleh manusia, yaitu kesehatan dan waktu luang (HR Bukhari). Maka janganlah kita isi waktu luang kita dengan hal sia-sia yang hanya membawa kita ke jurang kenistaan dan menjadikan kita sebagai insan yang merugi.
Saudariku, Allah telah menyempurnakan agama ini dan tidak ada satupun amal ibadahpun yang belum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan kepada umatnya. Maka tidak ada lagi syari’at dalam Islam selain yang telah Allah wahyukan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak ada lagi syari’at dalam Islam selain yang telah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan pada kita. Saudariku, ikutilah apa yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tuntunkan kepada kita, janganlah engkau meniru-niru orang kafir dalam ciri khas mereka. Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia merupakan bagian dari kaum tersebut (Hadits dari Ibnu ‘Umar dengan sanad yang bagus). Setiap diri kita adalah pemimpin bagi dirinya sendiri dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin. Semoga Allah senantiasa menyelamatkan agama kita. Wallaahu a’lam.
Maraji’:
1. Fatwa: Natal Bersama. Majalah Al-Furqon Edisi 4 Tahun III.
2. Fatwa: Natal Bersama. Majalah Al-Furqon Edisi 4 Tahun IV.
3. Fatwa-Fatwa Terkini 2. Cetakan ketiga. Tahun 2006. Darul Haq.
4. Bulletin At-Tauhid Edisi 96 Tahun II.

Kamis, 10 Desember 2009

Apakah belajar itu ?

Apakah belajar itu ?
Menurut Gagne (1984: ) belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Galloway dalam Toeti Soekamto (1992: 27) mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Sedangkan Morgan menyebutkan bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut.
1. belajar adalah perubahan tingkahlaku;
2. perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena pertumbuhan;
3. perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama.
Berbicara tentang belajar pada dasarnya berbicara tentang bagaimana tingkahlaku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman (Snelbeker 1974 dalam Toeti 1992:10) Dari pengertian di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa agar terjadi proses belajar atau terjadinya perubahan tingkahlaku sebelum kegiatan belajar mengajar dikelas seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada siswa dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Proses belajar itu terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri siswa, agar proses belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan dalam kurikulum maka guru harus merencanakan dengan seksama dan sistematis berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan perubahan tingkahlaku siswa sesuai dengan apa yang diharapkan. Aktifitas guru untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal disebut dengan kegiatan pembelajaran.
Dengan kata lain pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan terhadap berbagai starategi pembelajaran yang ada, yang paling memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal. Dalam pembelajaran proses belajar tersebut terjadi secara bertujuan ( Arief Sukadi 1984:8) dan terkontrol.

Senin, 16 November 2009

HATI-HATI DAJJAL

DAJJAL
Sekelumit keterangan tentang pemahaman Ahlus Sunnah tentang Dajjal. Sebagai bahan pengetahuan sebagai motivasi untuk menemukan keterangan yang lebih banyak lagi bagi anda saudaraku,.....!

1.Siapakah Dajjal ?
Dajjal adalah seorang anak Adam yang memiliki ciri-ciri yang sangat jelas, akan dapat dikenali oleh setiap mukmin apabila ia ( Dajjal ) telah keluar, sehingga mereka tidak terkena fitnahnya. Fitnah Dajjal adalah fitnah yang paling besar di muka bumi.
2.Diantara ciri-ciri Dajjal
Seorang yang masih muda, wajahnya merah, penpendek, kakinya bengkok, rambutnya keriting, mata sebelah kanannya buta ( menonjol keluar ) bagaikan buah anggur yang mengapung,di atas mata kirinya ada daging tumbuh, tertulis antara kedua matanya Kafir ( ) dapat dibaca oleh setiap mukmin yang bisa baca tulis dan tidak bisa baca tulis. Dajjal adalah seorang yang mandul tidak mempunyai anak.( Silahkan baca HR. Al Bukhari no. 7131,7408, Muslim no. 2933, Abu Dawud no 4316, 4318, At Tirmidzi 2245, Ahmad III/103,173,276, 290.)
3.Tempat keluarnya Dajjal
Dajjal akan muncul dari arah timur dari Khurasan ( sekarang terletak di Iran Timur )dengan diiringi oleh 70.000 orang Yahudi Ashbahan ( sebuah kota di tengah Iran ) Silahkan baca HR. Muslim no. 2944, Ahmad no. 13277
4.Tempat yang dimasuki Dajjal
Dajjal berjalan di muka bumi dengan cepat seperti hujan yang ditiup angin, ia masuk ke setiap negeri kecuali Makkah dan Madinah karena ( kedua kota ini ) di jaga oleh para Malaikat. Ketia ia tidak dapat masuk ke Madinah, maka kota madinah berguncang tiga kali , lalu keluarlah ( dari kota madinah ) orang-orang kafir dan munafik, kaum munafik laki-laki dan perempuan keluar menuju Dajjal. Silahkan baca HR> Al Bukhari no. 1881, Muslim no. 2943, Ahmad III/191,206, 238, 292.dari sahabat Annas bin Malik. Dalam riwayat lain, keluarlah orang munafik laki-laki dan perempuan, dan fasik laki-laki dan perempuan menuju Dajjal, itulah Yaumul Khalsh ( hari pembebasan ) Silahkan baca HR> Ahmad IV/ 338 dan Hakim IV/543 dari sahabat Mihjan bin al Adru’ .Diriwayat lain Dajjal tidak dapat masuk ke empat masjid yaitu ,Masjd al Haram,Masjid Nabawi, Masjid al Aqsha, dan Masjid ath Thuur. Silahkan baca HR> Ahmad( Majma’uz zawaa-id VII/343), Fathul Baari XIII/105)
5.Keberadaan Dajjal di muka bumi
Dajjal berada di muka bumi selama 40 hari. Sehari seperti setahun,sehari seperti sebulan, sehari seperti seminggu, dan sisanya seperti hari-hari biasa. Silahkan baca HR. Muslim no. 2937. Abu Dawud no. 4321.
6.Fitnah Dajjal
Fitnah Dajjal merupakan fitnah yang paling besar sejak Alloh ciptakan Adam sampai hari Kiamat. Silahkan baca HR. Muslim no. 2946 dari sahabat ‘Imran bin Husain r. Dajjal membawa dua sungai yang mengalir, salah satunya terlihat air putih \, dan yang lainnya terlihat api yang menyala-nyala, apabila seseorang mendapati hal itu hendaklah ia masuk ke sungai yang tampak api. Pejamkan mata, tundukkan kepala, minumlah ! itu adalah air yang sejuk. Silahkan baca HR. Muslim no. 2934/ dari sahabat Hudzaifah r. Dajjal mengaku sebagai rabb. Menyuruh hujan untuk turun, lalu turunlah hujan, menyuruh bumui menumbuhkan tanaman,lalu tumbuhlah tanaman, menghidupkan orang mati dan yang lainnya sebagai fitnah bagi kaum muslimin. Silahkan baca HR. Muslim no. 2937.
7.Dibunuhnya Dajjal
Dajjal akan dibunh oleh Nabi ‘Isa Asdi di Bab Ludd ( suatu desa di dekat Baitul Maqdis, di Palestina. Silahkan baca HR. At-Tirmidzi no. 224,Ibnu Hiban no. 1901.dan lainnya.
8.Penjagaan dari fitnah Dajjal
1.Berlindung kepada Allah dari fitnahnya( Dajjal ), setiap selesai dari tasyahud akhir setiap shalat. Silahkan baca HR. Muslim no.588( 130) dari sahabat Abu Hurairah r.
Do’a perlindungan silahkan baca HR. Muslim no.588 ( 128 ) dari sahabat Abu Hurairah r.
2.Menghapal sepuluh ayat pertama dari surat al Kahfi. silahkan baca HR. Muslim no.809 dan Ahmad VI/447 dari Saahabat Abu Darda’ r. Dan HR. Muslim no. 2937(11o) Abu Dawud no. 4321. Dari an-Nawwas bin Sam’an al- Kilabi.Dll
3.Menjauhi tempat fitnah dan tidak mengikutinya
4.Tinggallah di kota Makkah dan atau di Kota Madinah
Perkataan al Qodhi Iyad rhmllah “ Hadits-hadits tentang Dajjal merupakan hujah Ahlus Sunah tentang keshahihan adanya Dajjal. Bahwa ia merupakan sosok tertentu yang dengannya Alloh menguji para Hamba-Nya
Bagi anda yang mengingkari pemahaman ini anda tergolong kaum Khawarij dan atau Jahmiah serta sebagian Mu’tajilah ( Lihat Syarah Shahih Muslim XVIII/58 )

Dikutip dari : Syarah Akidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Penrbit. Pustaka Imam asy-Syafi’i

Jumat, 13 November 2009

METODE PEMBELAJARAN

Metoda dalam arti harfiah adalah cara teratur dan terpikir yang baik untuk mencapai maksud atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang teratur. (KBBI, 2000:652) Dalam konteks pembelajaran diartikan sebagai: cara dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh, dan memberim pelatihan), isi pembelajran kepada siswa untuk mencapai kompetensi tertentu. Sesuai dengan cara penggunaannya, metoda pembelajaran di kalangan pendidikan antara lain: • Metoda ceramah • Demonstrasi • Diskusi Kelompok • Tutorial, • Simulasi • Praktikum, dan • Proyek. Metoda Ceramah Metoda ini adalah memberikan penjelasan atau orientasi mengenai suatu definisi atau pengertian, konsep, hukum dan sejeisnya. Metoda ceramah dibedakan antara metoda ceramah linear (satu arah) dan metoda ceramah bervariasi (interaksi). Metoda ini sangat sesuai untuk kondisi: • Ketika memulai suatu pokok bahsan atau sub pokok bahasan • Untuk kelas yang besar (sekitar 40 orang) • Jumlah bahan ajar yang harus diberikan relatif banyak, dengan waktu yang terbatas. Bagi pengajar metoda ini menguntungkan karena mencakup bahan ajar yang luas, tetapi kerugiannya adalah para pembelajar/peserta didik retensinya berada dibawah optimal. Metoda Demontrasi Dalam hal ini pengajar melakukan peragaan suatu proses, suatu kerja, keterampilan tertentu, atau suatu penampilan dihadapan pembelajar. Metoda ini dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu: demonstrasi pasif, dimana pembelajar hanya menjadi pengamat saja, sedangkan demonstrasi aktif pembelajar dilibatkan langsung dalam demonstrasi tersebut, dengan cara beberapa orang pembelajar mencoba melakukan kembali apa yang pernah didemonstrasikan gurunya. Metoda ini dapat mempertinggi retensi pembelajar, dan sangat cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran keterampilan, proses, penampilan dan kerja. Meroda Diskusi Metoda inni dapat diterapkan sebagai diskusi kelas atau diskusi kelompok. Diskusi akan lebih baik atau efektif apabila dilakukan dalam kelompok. Metoda ini memerlukan persiapan yang baik, agar jalannya diskusi dapat terkendali dalam koridor tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Metoda Tutorial Metoda ini lebih cenderung sebagai kegiatan belajar mandiri. Bahan ajar diberikan kepada pembelajar untuk dikembangkan, dan mereka diberi kesempatan untuk melakukan konsultasi dengan pengajarnya. Konsultasi sangat tepat diterapkan dalam kegiatan terstruktur dalam sistem kredit semester (SKS). Metoda Simulasi Metoda ini mewajibkan pembelajar untuk terlibat dalam simulasi peran, kegiatan khusus, atau menggunakan simulator. Simulasi mempunyai makna penampilan simbol atau peralatan yang dapat menggantikan suatu proses, kejadian atau benda sebenarnya. Metoda ini sering digabung dengan metoda bermain peran. Metoda Praktikum Metoda ini menitik beratkan pada kegiatan untuk melakukan pengamatan, percobaan, pengumpulan data, yang dilakukan di laboratorium atau tempat lain yang disamakan dengan laboratorium atau workshop, dalam melakukan pembahasan atau laporan. Metoda Proyek Metoda ini pada umumnya dilaksanakan seperti pada metoda praktikum, tetapi dalam pelaksanaannya memerlukan perencanaan (proposal) yang mencakup rancangan, penjadwalan, kebutuhan bahan dan sebagainya. Proyek sendiri bisa berlangsung lebih dari satu tatap muka bahkan bisa berminggu-minggu. Pembelajar dikelompokkan dalam jumlah tertentu, dan mereka melaporkan hasil kegiatannya tersebut dalam bentuk makalah. Sumber: Dian Sukmara, Drs. M.Pd, Implementasi Life Skill dalam KTSP, Mughni Sejahtera Bandung, 2007